2022

Adsense 728x90

Kerja Di Komunitas Jesuit

Kerja Di Komunitas Jesuit
Kerja Di Komunitas Jesuit

Sungguh heran bagi saya memfokuskan daerah kerja saya yang dikelola oleh Komunitas SJ atau sering dikenal dengan Serikat Jesuit. Dimana banyak daerah kerja lain sejenis mulai kesulitan untuk menjalankan acara hariannya di daerah saya kerja masih  ethes saja

Komunitas SJ emang keren kok selalu aja lain dan berbau gila/ Ingenuitas

Ingenuitas
Ingenuitas
   
Lebih gila lagi sehabis saya memahami Komunitas SJ ini sudah ada hampir 500 tahun yang kemudian dengan pendiri Ignasius Loyola ternyata masih eksis dan semakin gila juga di Indonesia
Biasanya suatu Perusahaan akan Koleps ( gulung tikar) dikala sudah dilimpahkan ke Filial 2 atau keturunan ke 3 dari Parental  ...ini jika dihitung SJ ini diwariskan sudah generasi ke n kali ya hehe

Ada apa ....bagi saya yang ada di dalamnya mencicipi rasa syukur yang luar biasa punya sobat atau temen SJ ini .... bahkan agak miris juga dikala nama saya ditambahkan embel embel SJ .......hahaha Isharmanto SJ ( bukan Serikat Jesus  ...tapi itu hanyalah akronim sobat Jesuit lebih kondusif bukan Sopir Jesuit hehe dan hanya Joke). 
Dalam kerja jika memberi pekerjaan selalu diluar kapasitas pikir kayaknya nggak mungkin bisa dikerjakan namun dengan tekun iklas selesai juga kemudian ketawa keduanya ...hal ini begitu seringnya sehingga jadi siap   

Sering saya heran dan hanya saya pendam di hati dikala ada suatu statement kekinian ternyata sudah dikemukakan oleh Ignasius Loyola kala itu, sering hal hal yang sangat simpel saya terapkan ternyata juga sudah pernah dilakukan nya dikala itu ....sepertinya hal hal yang ada masih Available dan Aplicable ....  bener bener kesengsemable saya dengan SJ  

Bekerja disini emang harus tahan banting terus penemuan banyak baca  Iqra' Iqra' Iqra'   ....dan aib jika hanya nebeng nama besar dan yang terakhir uang bukan segalanya .....bekerjalah dengan sungguh uang menjadi penyertaan  dikemudiannya.. dikala kerja anda untuk memuliakan asma Nya. 

Kerja harus bener fight , harus struggle. Competence kudu ....Compassion dan Consience akan mengikuti alasannya ialah emang atmosfernya  penuh cinta penuh kejujuran dan bener bener heroic

Kerja harus total harus magis istilahnya jika hanya setengah setengah jadilah hanya medioker kita balasannya ibarat orang kebanyakan engak nge lead hehehe.
     
Ini saya kebetulan nemu buku elok Heroic Leadership cukup bisa untuk literasi ....semetode sekilas saya baca pandangan saya kok sudah ditulis Chris Lowney 


Para pemimpin menciptakan perusahaan-perusahaan menjadi besar dan unggul, tapi sedikit dari kita yang tahu bagaimana mengubah diri kita dan orang lain menjadi pemimpin yang hebat. Satu "perusahaan" -Yesuit- memulai suatu formula unuik untuk membentuk para pemimpin. Dalam proses itu, para Yesuit membangun salah satu "perusahaan" paling berhasil dalam sejarah.

Sejak didirikan pada tahun 1540 oleh sepuluh laki-laki dengan tanpa modal dan tanpa rencana bisnis, Serikat Yesus telah menjadi sumber penemuan, inovasi, dan wangsit bagi banyak pihak. Dalam karya yang luar biasa ini, Chris Lowney, seorang mantan Yesuit dan direktur di J.P. Morgan, mengungkapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang telah menuntun para pemimpin Yesuit dalam bermacam-macam acara mereka selama lebih dari 450 tahun.

Keberhasilan Yesuit yang tak lekang waktu itu bersandar pada 4 pilar inti:

  1. Kesadaran Diri: Memahami kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan pandangan hidup Anda.
  2. Ingenuitas: Kemampuan untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan penuh keeyakinan terhadap dunia yang terus berubah.
  3. Cinta: Kesediaan untuk ikut andil dengan, dan melibatkan, orang lain dengan perilaku positif yang memungkinkan perkembangan potensi dan talenta terpendam mereka
  4. Heroisme: Menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi-ambisi dan hasrat-hasrat heroik untuk melaksanakan segala sesuatu semetode tuntas dan prima

Dengan menerapkan prinsip-prinsip itu ke dalam hidup sehari-hari, Yesuit membangun sebuah organisasi yang mengoperasikan jaringan internasional perdagangan, pendidikan, dan aneka macam karya lainnya selama hampir lima abad. Lowney memperlihatkan bagaimana prinsip-prinsip yang sama itu sanggup menciptakan kita masing-masing menjadi pemimpin yang dinamis dalam era kedua puluh satu ini.
Advertisement